Blue Life

Blue Life

Saturday, June 30, 2012

Oh no... My First Time... (part 2)

And this my second story,
the story of my first accident...
Selama ini saya tidak pernah merasakan namanya kecelakaan, masuk rumah sakit, atau pun dijenguk orang. Sebenarnya saya sudah ingin melupakan kejadian itu, tapi setiap orang yang bertemu dengan saya selalu menanyakan nya, dan saya harus menceritakan nya berulang-ulang. Tetapi saya memutuskan untuk menceritakan kembali kejadian itu di blog ini.


Friday, april 13th 2012,

Pagi itu saya bangun sedikit terlambat, dan saya hanya punya waktu 10 menit untuk mencapai kampus yang berjarak +/- 7 km dari rumah. Jadi saya harus berkendara dengan kecepatan tinggi. Tapi bukan karena itu alasan saya berkendara dengan kecepatan tinggi, tetapi karena saya memang suka. Disuatu pertigaan, saya melihat jika lampu berwarna hijau, tetapi tiba-tiba lampu berubah merah untuk yang belok ke kanan. Saya memang akan lurus, tapi karena saya agak ke kanan, dan disana ada motor yang tiba-tiba saja berhenti. Akhirnya saya menyerempet, dan puji Tuhan nya saya tidak jatuh. Saya melanjutkan perjalanan saya ke kampus, beberapa saat kemudian saya menyadari bagian sayap depan motor saya sudah hilang, dan saat saya melihat kaki kanan saya, saya melihat luka yang sangat parah dan penuh darah. Saya bingung apa yang harus saya lakukan, tetapi melihat kaki saya yang luka parah, saya memutuskan untuk berhenti meminta tolong polisi. Langsung dengan sigap polisi itu mengambil alih kendali motor saya, dan mengantar saya ke RS terdekat, RS terdekat waktu itu adalah RSI.

Saya dimasukan ke UGD, dengan darah yang menetes, dan luka saya langsung dikerjakan. Saya bingung, berharap ini hanya mimpi, dan saya ingin bangun dari tidur ku, namun sayang nya ini kenyataan yang ada. Saya menghubungi beberapa teman, khususnya teman kampus saya. Kecelakaan itu membuat sobekan luka yang panjang dan berantakan di kaki kanan saya. Saat kaki saya dibersihkan dan mulai dibius untuk dijahit, saya masih berusaha mengubungi orang-orang yang bisa menolong saya. Namun, tidak ada yang bisa saya hubungi untuk datang menolong saya. Pengerjaan jahitan nya agak lama, karena "luka nya panjang dan berantakan", kalimat itu dikatakan oleh perawat berulang-ulang dan jujur saat mendengar nya saya takut. Puji Tuhan, ada 1 orang yang menjawab sms saya, nama nya sammy. Setelah menunggu lama, akhirnya jahitan nya selesai tapi belum ada yang datang untuk menemui saya. Entah kenapa perawat disana dengan yakin menyuruh saya berjalan ke luar, dan akhirnya saya pun terjatuh pingsan saat mulai melangkahkan kaki saya. Bukan karena takut melihat darah yang masih tergenang disepatu saya, tapi karena darah yang saya keluarkan sudah terlalu banyak, jadi akhirnya saya harus diangkat ke atas ranjang, dan diberi selang oksigen. Setelah beberapa saat, saya sadar dan kembali menunggu. Singkat cerita saya bisa kembali ke rumah, dengan 30 jahitan di kaki saya. Saya harus menggunakan tongkat, harus melompat dengn kaki kiri kemana saya pergi, saya harus diantar jemput, selain itu sejak kejadian itu kaki saya tidak boleh terkena air, jadi jika hujan turun saya harus membatalkan pergi, atau menutupi kaki saya dengan plastik. Baru kali ini merasakan hopeless, membayangkan apa yang harus lakukan selanjutnya, seperti apa kaki saya nantinya, saya benar-benar ingin bangun dari mimpi buruk ini.. :'(

Didalam kelemahan dan keadaan yang tidak mengenakan ini, saya memutuskan tidak menjauh dari Tuhan, dan bersungut-sungut. Saya tidak mau membiarkan kelemahan saya menjadi alasan saya tidak ke gereja. Meski saya harus bersusah payah untuk sampai ke gereja, dan hanya bisa duduk selama ibadah, tapi semua itu bukan alasan untuk meninggalkan Tuhan. Saya tahu ini belum seberapa dibanding apa yang Tuhan lakukan. Tuhan berkata dalam hati saya, "Lebih baik saya datang dengan keadaan seperti ini, dengan segala kelemahan, dan masalah yang besar, dan saya bisa menyembah dengan segenap hati, daripada saya datang dengan segala kemampuan dan keadaan yang baik-baik saja, tetapi saya setengah-setengah menyembah Tuhan"

when you come to God with problems and weakness, you will definitely get the new power  

Masalah tidak berhenti disitu, pada hari ke-4 seusai saya menjalani ujian 'eksklusif' diruang TU kampus, tiba-tiba hujan turun ditengah perjalanan saya pulang kerumah. Saya memutuskan berhenti disuatu tempat makan, dan meminta plastik lebih untuk menutupi kaki saya. Hujan semakin deras, setelah sampai dirumah ternyata kaki saya sedikit basah, dan mengeluarkan air. Rasa ingin protes sama Tuhan, kenapa Tuhan tidak memberhentikan hujan ini untuk saya, Tuhan tidak melihatkah saya sedang kesusahan. Akhirnya malam itu juga saya diantar oleh mama dan beberapa teman ke rumah sakit. Saya kembali masuk UGD, dan dokter berkata "Cairan yang keluar ini adalah cairan tubuh, mungkin karena saat pengerjaan tidak bersih, dan juga jahitan nya ada yang gagal, jadi harus dipotong, juga agar cairan nya juga bisa keluar", Dokter juga meminta di rontgen, karena takut ada tulang yang patah atau retak. Tuhan kenapa semakin parah, rasanya iman saya rontok, rasa takut, cemas itu kembali datang. Tuhan jangan sampai kaki ku retak atau patah, biaya unutuk masalah ini saja sudah cukup besar.

Puji Tuhan setelah hasil rontgen keluar, tulang saya tidak bermasalah. Disaat itu Tuhan mulai ingatkan Tuhan tidak pernah jahat, jika hari itu tidak hujan deras saya tidak akan khawatir dengan cairan yang keluar dari kaki saya, dan tidak akan langsung check-up ke rumah sakit. Cairan yang keluar tidak berhubungan sama sekali dengan terkena hujan, karena memang kaki saya sudah tertutup plastik. Tuhan tetap baik, dan masih sangat baik. Meski saya harus check-up setiap hari, karena cairan nya keluar terus-menerus. Puji Tuhan lagi 2 hari itu jadwal ujian saya kosong, jadi saya tidak perlu membolos, memang rencana Tuhan tidak pernah asal-asalan.

10 hari berlalu sejak kecelakaan itu, jahitan sudah harus dilepas dan saya harus mulai berjalan menggunakan kaki saya itu. saya baru tahu langkah iman yang sebenarnya, langkah pertama saat keadaan kita tidak mampu, tapi kita harus melangkah karena jika tidak selama-lamanya tidak akan mendapatkan apa yang kita imani. Setelah mendapat banyak paksaan dari teman-teman dekat saya, akhirnya saya mulai melepaskan tongkat,dan belajar berjalan sampai saya berjalan seperti biasa.

2,5 bulan sudah berlalu, saya bisa melihat luka saya tertutup daging baru yang sudah hampir merata. Tingal menunggu kulit yang baru, dan menghilangkan bekas luka nya, maka kaki saya akan seperti semula. Tapi dua bulan ini tidak mudah. Ada masa nya saya kembali hopeless, karena luka saya tidak bertambah baik sama sekali, luka saya tetap basah dan bahkan semakin memburuk. Obat ini atau obat itu sepertinya tidak memberikan kepastian kesembuhan, dokter dan rumah sakit hanya memberikan betadine, tidak ada yang bisa meyakinkan iman saya bahwa kaki saya akan sembuh, luka nya akan kering, dan tertutup rapi tanpa bekas. Banyak yang berkata "saya sudah pernah mengalami nya, dan pasti sembuh." tapi tidak semudah itu saat saya melihat keadaan kaki saya. Dan karena ini juga pengalaman pertama saya, saya benar-benar tidak bisa meyakinkan diri saya luka saya akan sembuh.

"bersyukurlah kepada TUHAN sebab Ia baik,
bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya"
-- Mazmur 107:1 --

Tuhan itu baik, Dia selalu baik. Saya memang hopeless, saya memang tidak memiliki iman saat itu, tapi karena Tuhan itu baik, Firman-Nya yang saya dengar di gereja, di komsel, dan yang saya baca sendiri selalu menguatkan iman saya. Firman-Nya adalah kekuatan UTAMA dalam hidup saya.

"Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan."
-- Yeremia 29:11--

Dari kecelakaan banyak berkat Tuhan yang saya rasakan, seperti berkat keuangan, uang yang diperlukan untuk 2 bulan pengobatan saya tidak murah, tapi Tuhan sediakan. Selain itu orang tua saya semakin harmonis, keadaan yang harus memisahkan mereka karena harus bergantian menjaga saya di Jogja, itu malah membuat mereka semakin romantis dan harmonis. Saya yang merasa 2 tahun di jogja ini tidak memiliki sahabat, karena saya merasa semua hanya teman main, saya bisa melihat dan merasakan perhatian sahabat-sahabat saya saat ssaya dalam keadaan terlemah saya. Masih ada banyak berkat lain nya, tapi satu yang terakhir, Tuhan membuat cerita tentang kecelakaan saya menjadi berkat buat orang lain.

i hope this story bless you, whatever your sickness, whatever your problems JESUS still there for you, and HE always GOOD to you and me.




Special Thanks to :
Jesus Christ
my best Daddy, my power resource, who have healed me
my mom and dad
who always care to me, give their time to treat me, always pray for me and pay all of my need
my Brothers 
who help me full for 2 months, help me to walk, cheers me, and give more care than others
ko Sammy_dhele, cc Dian andriani, ko Nano exsmooth, ko Onaldz, ko Billz, Rendy, Nia, Vicky, Gatot, Feri, Seren, cc Rosalina Omega, ko Nonox, ko Andre groove and many others
who help me, pray for me, and care to me